Banyak yang percaya gancet berkaitan dengan peristiwa mistis dan bisa menyebabkan kematian, bahkan sampai muncul istilah mati gancet.
Untuk meluruskan pemahaman masyarakat seputar gancet, simak penjelasan dari kacamata medis berikut ini.
Peristiwa gancet dari sudut pandang medis
Di berbagai belahan dunia, fenomena gancet sering kali dikaitkan dengan hubungan seks gelap.
Gancet yang terjadi pada pasangan perselingkuhan dianggap sebagai karma karena melakukan hubungan terlarang.
Pada kenyatannya, penis captivus atau gancet ini bisa terjadi pada siapa saja. Namun, hal ini memang jarang sekali terjadi, setidaknya berdasarkan laporan yang disampaikan pasien.
Secara medis, kondisi penis yang terjepit pada vagina bisa terjadi saat otot-otot panggul bawah wanita berkontraksi sangat kuat atau tertarik ketika penis berada dalam vagina.
Kontraksi tersebut menyebabkan bukaan vagina menyempit. Vagina pun menjadi lebih rapat dan membuat pria kesulitan untuk mengeluarkan penisnya, terutama ketika masih ereksi.
Pasalnya, selama ereksi ukuran penis akan membesar sebelum akhirnya mencapai orgasme. Anda biasanya akan lebih mudah melepaskan penis setelah mengalami orgasme.
Namun, penis yang terjebak dalam vagina membuat darah mengalir lebih deras menuju batang penis. Akibatnya, penis akan makin membesar dan mengalami ereksi penis yang hebat.
Hal ini membuat organ intim laki-laki tersebut semakin susah keluar dari vagina.
Apa penyebab gancet?
Namun, kontraksi pada vagina yang menyebabkan penis terjebak saat penetrasi berlangsung berhubungan dengan kondisi vaginismus.
Vaginismus terjadi ketika otot-otot di sekitar vagina secara tiba-tiba tertarik saat penetrasi sehingga membuat vagina mengencang dan kaku.
Wanita yang mengalami vaginismus bisa merasakan nyeri pada vagina saat berhubungan seks.
Belum ada penjelasan secara pasti mengenai penyebab gancet.
Akan tetapi, menurut situs kesehatan dari Britania Raya, NHS, vaginismus bisa dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti:
- ketakutan saat berhubungan seks,
- memiliki trauma atau pengalaman seksual yang buruk,
- tidak percaya diri saat melakukan hubungan seks,
- mengalami trauma dari kesehalahan pemeriksaan organ intim, dan
- memiliki masalah medis tertentu seperti sariawan kelamin.
0 komentar:
Posting Komentar